Biogas dari Kotoran Ternak
Biogas
merupakan bahan bakar gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan
organik dalam kondisi anaerob.
Fungsi Biogas :
Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar
fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
Alat yang digunakan untuk biogas :
a. Bak Penampungan
Sementara
Terbuat dari kotak dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m berguna sebagai tempat mengencerkan kotoran sapi.
b. Digester
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester. Digester berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan. Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
Terbuat dari kotak dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m berguna sebagai tempat mengencerkan kotoran sapi.
b. Digester
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester. Digester berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan. Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang
sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Hal
terpenting dari pembuatan biodigester ini adalah tidak boleh ada kebocoran
sedikitpun dari rangkaian pelat penyusun biodigester tersebut.
c. Plastik Penampungan Gas
Terbuat dari bahan plastik tebal berbentuk tabung yang berguna untuk menampung gas methane yang dihasilkan dari digester. Gas metan kemudian disalurkan ke kompor gas
c. Plastik Penampungan Gas
Terbuat dari bahan plastik tebal berbentuk tabung yang berguna untuk menampung gas methane yang dihasilkan dari digester. Gas metan kemudian disalurkan ke kompor gas
d. Kompor Gas
Berfungsi sebagai alat untuk membakar gas metan untuk menghasilkan api. Api inilah yang digunakan untuk memasak.
e. Bak penampungan Kompos
Bak ini dapat dibuat dengan cara menggali lubang ukuran 2 m x 3 m dengan kedalaman 1 m sebagai tempat penampungan kompos yang dihasilkan dari digester.
Berfungsi sebagai alat untuk membakar gas metan untuk menghasilkan api. Api inilah yang digunakan untuk memasak.
e. Bak penampungan Kompos
Bak ini dapat dibuat dengan cara menggali lubang ukuran 2 m x 3 m dengan kedalaman 1 m sebagai tempat penampungan kompos yang dihasilkan dari digester.
Jenis bahan yang dapat digunakan untuk BIOGAS :
Ø kotoran
manusia dan hewan
Ø limbah domestik (rumah tangga)
Ø sampah
biodegradable (sampah yang mudah diuraikan)
Faktor‑faktor
yang Mempengaruhi Terbentuknya Biogas :
Ø Pengaruh
pH dan Alkalinitas
Alkalinitas adalah besaran yang menunjukkan jumlah karbonat dalam larutan. Keasaman diindikasikan oleh besaran pH. Keasaman sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi anaerobik, karena bakteri yang terlibat dalam proses ini hanya dapat bertahan hidup pada interval pH 6,5‑8. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asetogenik digunakan oleh bakteri metanogenik dan pada akhirnya pH akan konstan. Secara natural tidak akan terjadi perubahan pH dalam interval yang besar. Perubahan pH yang besar dapat terjadi karena perubahan dari lingkungan.
Alkalinitas adalah besaran yang menunjukkan jumlah karbonat dalam larutan. Keasaman diindikasikan oleh besaran pH. Keasaman sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi anaerobik, karena bakteri yang terlibat dalam proses ini hanya dapat bertahan hidup pada interval pH 6,5‑8. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asetogenik digunakan oleh bakteri metanogenik dan pada akhirnya pH akan konstan. Secara natural tidak akan terjadi perubahan pH dalam interval yang besar. Perubahan pH yang besar dapat terjadi karena perubahan dari lingkungan.
Ø Pengaruh
Temperatur
Bakteri anaerob sangat sensitif terhadap perubahan temperatur. Temperatur optimum untuk terjadinya proses dekomposisi anaerobik adalah sekitar 35°C. Bila temperatur terlalu rendah aktivitas bakteri akan menurun dan mengakibatkan produksi biogas akan menurun. Di lain pihak bila temperatur terlalu tinggi bakteri akan mati dan mengakibatkan produksi biogas akan terhenti.
Bakteri anaerob sangat sensitif terhadap perubahan temperatur. Temperatur optimum untuk terjadinya proses dekomposisi anaerobik adalah sekitar 35°C. Bila temperatur terlalu rendah aktivitas bakteri akan menurun dan mengakibatkan produksi biogas akan menurun. Di lain pihak bila temperatur terlalu tinggi bakteri akan mati dan mengakibatkan produksi biogas akan terhenti.
Proses dekomposisi :
• Proses
dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri
metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 35°C, dimana pada suhu
tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal
Tahapan-tahapan yang dilalui pada Pembuatan Biogas oleh Bakteri:
Terdapat beberapa
tahap yang harus dilalui dan memerlukan kerja sama dengan kelompok bakteri yang
lain. Berikut ini merupakan tahapan dalam proses pembentukan biogas :
1.
Hidrolisis
Hidrolisis merupakan
penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang menjadi senyawa yang
sederhana. Pada tahap ini, bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lipid, dan
protein didegradasi menjadi senyawa dengan rantai pendek, seperti peptida, asam
amino, dan gula sederhana. Kelompok bakteri hidrolisa, seperti Steptococci, Bacteriodes,
dan beberapa jenis Enterobactericeae yang melakukan proses ini. Pada
tahap ini bahan yang tidak larut seperti selulosa, polisakarida dan lemak
diubah menjadi bahan yang larut dalam air seperti karbohidrat dan asam lemak.
Tahap pelarutan berlangsung pada suhu 25o C di digester.
2.
Asidogenesis
Asidogenesis adalah
pembentukan asam dari senyawa sederhana. Bakteri asidogen,Desulfovibrio, pada tahap ini memproses senyawa
terlarut pada hidrolisis menjadi asam-asam lemak rantai pendek yang umumnya
asam asetat dan asam format. Pada tahap ini, bakteri asam menghasilkan asam
asetat dalam suasana anaerob. Tahap ini berlangsung pada suhu 25o C di digester.
3.
Metanogenesis
Metanogenesis ialah
proses pembentukan gas metan dengan bantuan bakteri pembentuk metan seperti Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria,
dan Methanococcus.
Tahap ini mengubah asam-asam lemak rantai pendek menjadi H2, CO2,
dan asetat. Asetat akan mengalami dekarboksilasi dan reduksi CO2,
kemudian bersama-sama dengan H2 dan
CO2 menghasilkan
produk akhir, yaitu metan (CH4) dan karbondioksida (CO2).
Pada tahap ini, bakteri metana membentuk gas metana secara perlahan secara
anaerob. Proses ini berlangsung selama 14 hari dengan suhu 25o C di dalam digester. Pada proses ini
akan dihasilkan 70% CH4, 30 % CO2, sedikit H2 dan H2S .
Kelompok bakteri yang berperan dalam proses
pembentukan biogas :
1. Kelompok
bakteri fermentatif: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis
Enterobactericeae
2. Kelompok
bakteri asetogenik: Desulfovibrio
3. Kelompok
bakteri metanogen: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan
Methanococcus
Kelebihan :
1) Masyarakat
tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.
2)
Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat
3)
Kandang hewan menjadi semakin bersih
4)
Dapat mengurangi kadar bakteri patogen yang terdapat
dalam kotoran
5)
Meningkatkan penyediaan pupuk organik asal ternak
6)
Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik
7)
Penghematan listrik
8)
Mengurangi ketergantungan pada BBM
9)
Mengurangi pemanasan global
10) Meringankan
subsidi pemerintah terhadap BBM dan pupuk
11) Mengurangi
volume timbunan kotoran ternak yang berpotensi mencemari udara, tanah dan air
Kekurangan :
1) Memerlukan
dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.
2)
Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai
terutama dalam proses produksi.
3) Belum
dikenal masyarakat.
Tahapan Pembuatan Biogas Kotoran
Sapi :
1.
Kotoran sapi dicampur dengan air hingga terbentuk
lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Pada saat
pengadukan sampah di buang dari bak penampungan. Pengadukan dilakukan hingga
terbentuk lumpur dari kotoran sapi.
2.
Lumpur dari bak penampungan sementara kemudian di
alirkan ke digester. Pada pengisian pertama digester harus di isi sampai
penuh.
3.
Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya
terjadi proses fermentasi.
4.
Gas metan sudah mulai di hasilkan pada hari 10
sedangkan pada hari ke -1 sampai ke - 8 gas yang terbentuk adalah CO2. Pada
komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5.
Pada hari ke -14 gas yang terbentuk dapat digunakan
untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14
ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas
ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
6.
Digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara
kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
7.
Kompos yang keluar dari digester di tampung di bak
penampungan kompos. Kompos cair di kemas ke dalam deregent sedangkan jika ingin
di kemas dalam karung maka kompos harus di keringkan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Karena Telah Berkomenar Dengan Baik